NFT

Jumat, 08 April 2011

ulat bulu menyerang karena berkurangnya predator mereka


Akademisi Universitas Brawijaya, Kota Malang, Jawa Timur, dan ProFauna Indonesia menyatakan serangan jutaan hama ulat bulu di Kabupaten Probolinggo merupakan bukti bahwa keseimbangan alam di daerah itu terganggu.

Oleh karena itu, harus ada perhatian serius dari semua pihak dalam menyeimbangkan alam kembali. Tujuannya agar serangan hama serupa yang lebih besar tidak terjadi di masa mendatang.

Terganggunya keseimbangan alam itu akibat predator ulat bulu, yakni burung liar pemakan serangga, menghilang di Probolinggo. Sehingga terjadi ledakan populasi hama tersebut.

Dosen Jurusan Fisiologi Hewan Unibraw Malang Agung Pramana kepada mediaindonesia.com, Senin (4/4), juga mengatakan terjadinya serangan ulat bulu karena musuh alaminya sudah tidak ada. Kalaupun masih ada, jumlahnya tidak seimbang.

Itu sebabnya terjadi ledakan populasi kupu-kupu dan ulat bulu di daerah setempat. "Serangan ulat bulu di Probolinggo bukti bahwa musuh alami ulat dan kupu-kupu, yaitu burung, sudah tidak ada," katanya.

Ia khawatir setelah ulat bulu disemprot pestisida, muncul serangan baru pada tanaman tahunan yang lain. "Bisa saja ulat bulu menyerang tanaman lainnya setelah daun mangga habis," katanya.

Data Dinas Pertanian Probolinggo menyebutkan hama itu menyerang tanaman mangga di sembilan kecamatan. (BN/OL-01)
menurut Peneliti Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB Prof Aunu Rauf mengatakan hama ulat bulu di Probolinggo, Jawa Timur dapat dikendalikan.

"Pengendalian dapat dilakukan dengan penggunaan pestisida atau memusnahkan kepompong dengan cara manual yakni mengumpulkan dan membakarnya," kata Rauf ketika dihubungi lewat telepon, Selasa (5/4).

Aunu menjelaskan, hama ulat bulu yang menyerang delapan kecamatan di Probolinggo merupakan jenis baru yang belum pernah di laporkan.

Karena, jenis ulat bulu yang biasa menyerang pohon mangga berbeda dengan ulat bulu yang kini menyerang puluhan pohon mangga di Probolinggo.

"Ini jenis baru, belum pernah dilaporkan sebelumnya ulat jenis ini menyerang pohon mangga," katanya.

Jenis ulat bulu tersebut, kata Aunu, termasuk kelompok kupu-kupu jenis ngengat yang berwarna gelap dan aktif bergerak di malam hari.

Bila kepompong tersebut tidak segera diberantas, populasinya akan terus bertambah dan akan mengganggu produksi mangga di kawasan tersebut.

"Ulat ini menyerang daun-daun mangga menyebabkan daun-daun rontok dan rusak. Daun ini berfungsi untuk proses fotosintensis. Ini akan mempengaruhi produksi mangga di daerah ini," katanya.

Aunu yang saat ini sedang berada di Probolinggo mengatakan, berdasarkan pengamatannya di lapangan, umur ulat dilapangan seragam, artinya ulat berasal dari telur yang sama yakni telor ngengat.

Menurut Aunu, penyebab hama ulat bulu tersebut karena musuh alaminya mengalami tekanan. Musuh alami ulat tersebut tidak hanya burung, ada juga serangga, lalat dan lebah.

"Musuh alaminya terganggu karena musim hujan yang panjang. Ini murni faktor alam," katanya.

Hilangnya musuh alami, menyebabkan ulat-ulat tersebut mendadak berkembang biak hingga menjadi hama.

Aunu mengatakan, pemerintah setempat telah melakukan upaya pencegahan dengan menyebarkan musuh alaminya.

Namun, untuk mempercepat pemberantasannya, peran masyarakat sangat diharapkan untuk mengumpulkan kepompong yang sudah terbentuk dan dimusnahkan dengan membakarnya.

Menurut Aunu, hama ulat bulu selain merusak tanaman mangga, juga menyebabkan gatal-gatal bila terkena kulit manusia. Namun, gatal-gatal tersebut tidak berpengaruh buruk.

Selain itu, penyemprotan disinsektan yang berlebihan dikhawatirkan mempengaruhi kondisi lingkungan setempat. Sehingga pemusnahan dengan cara alami lebih di prioritaskan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

halooo

silahkan klik salah satu iklan demi kemajuan blog ini klik yukk ^_^

like